Penghargaan untuk Kesetiaan pada Fisika

Kesetiaan Prof Dr Terry Mart pada produksi kaon melalui proses elektromagnetik selama 32 tahun, berbuah Sarwono Award XVIII, Kamis (22/8/2019).

 

Terry Mart kelahiran Palembang, 3 Maret 1965 adalah pengajar di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Meneliti model produksi kaon, bagian dari fisika teori yang jauh dari dana riset dan bahkan penghargaan Nobel, membuat Terry sering jenuh dan frustasi. “Pemberian dana penelitian sering tidak mengerti, mengapa teori harus diteliti. Mengapa tidak membuat mobil listrik saja, atau pembangkit listrik tenaga nuklir portabel, atau memanfaatkan energi bulan dan matahari untuk menghasilkan listrik?” kata Terry dalam sambutannya di Auditorium Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Oleh karena itu, Terry mengingatkan untuk menjadi peneliti yang mumpuni, tidak hanya membutuhkan kerja keras bertahun-tahun, tetapi juga keyakinan dan keteguhan hati. Maka, ia berpesan kepada para peneliti muda agar menekuni suatu bidang sesengsara mungkin, yang diyakini bisa menjadi unggulan untuk berprestasi. Buah ketekunan Terry dalam fisika teori adalah menghasilkan model teoritis untuk produksi dari keanehan pada nukleon yang dinamai Kaon-MAID. Model ini telah dipakai para peneliti bidang itu sejak tahun 2000. Penghargaan LIPI Sarwono Award XVIII menandakan bahwa apa yang Terry lakukan masih dianggap benar dan berada di jalur yang tepat. Apalagi model teoritis fotoproduksi kaon pada proton sangat diperlukan untuk menjelaskan proses reaksi partikel melalui hukum-hukum fisika yang berlaku.

 

Riset terapan

Kebalikan dari Terry Mart, Prof Dr Irwandi Jaswir yang berorasi ilmiah dalam Saworno Prawirohardjo Memorial Lecture, pada kesempatan yang sama adalah peneliti teknologi terapan yang amat sukses secara komersial. Mendalami sains halal, Irwandi kelahiran Medan, 20 Desember 1970 adalah Guru Besar Kimia Pangan dan Biologi di International Islamic Univercity Malaysia. Ia memegang enam paten hasil penelitian dan menjadi konsultan proses dan produk halal di pelbagai negara. Menurut Irwandi, riset menjadi kata kunci untuk meningkatkan produktivitas ilmu sekaligus inovasi di Indonesia.

“Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki sumber daya manusia yang luar biasa. Ribuan diasporam termasuk di dalamnya para ilmuan, berkarya dan berprestasi di luar negeri.” Kata Irwandi. Untuk memanfaatkan mereka, sekaligus meningkatkan produktivitas penelitian di Tanah Air, ia menyarankan meniru China, India, atau Korea Selatan dalam menangani para diasporanya. Caranya dengan menandemkan potensi para ilmuan diaspora dengan sumber daya manusia di Tanah Air. “Revisi pelbagai aturan dan birokrasi yang terlalu kaku.” Kata Irwandi. Agar para periset Indonesia bisa berdaya saing di tingkat global, iklim penelitian harus diperbaiki untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas riset, mengarahkan riset ke tahap komersialisasi, dan menjadikan riset sebagai hasrat (passion).

 

Kegiatan keilmuan

LIPI Sarwono Award dan LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture adalah kegiatan keilmuan yang setiap tahun diselenggarakan oleh LIPI. Ini merupakan puncak dari rangkaian peringatan ulang tahun LIPI. Penghargaan dan kesempatan berorasi diberikan kepada sosok ilmuwan yang memiliki reputasi nasional ataupun internasional. Penerima Sarwono Award pertam adalah Letjen (Pur) Ali Sadikin (2002), disusul antara lain Prof Dr Taufik Absullah (2004) dan Dr Ninok Leksono (2008). Sementara penyampai orasi ilmiah pertama adalah Prof Dr Sangkot Marzuki, Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (2001). Orasi juga disampaikan antara lain oleh Dr Sri Mulyani Indrawati (2007) dan Prof Dr Azyumardi Azra MA CBE (2015).

 

                                                                             Sumber : Kompas, 23 Agustus 2019


Komentar

Postingan Populer